Jumat, 18 Juni 2010

LOMBA CERPEN BERTEMA CERITA PANJI

LOMBA CERPEN BERTEMA CERITA PANJI KERJASAMA DEWAN KESENIAN JATIM DAN
DEWAN KESENIAN JOMBANG


LATAR BELAKANG
Penciptaan dan penikmatan karya sastra belum banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat kita lebih akrab dengan hal ihwal di luar sastra, padahal sastra adalah salah satu penopang kebudayaan yang mengandung nilai-nilai yang sangat berguna bagi kehidupan bermasyarakat.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengakrabkan kembali sastra kepada masyarakat adalah dengan diadakannya lomba penulisan yang berdasar pada kisah Panji, yang merupakan khasanah warisan Jawa Timur yang mendunia. Dalam hal ini adalah dengan lomba penciptaan cerpen. Apalagi untuk saat ini perkembangan cerpen di Jawa Timur sangat pesat. Di sisi lain, menulis cerpen memang bukanlah suatu kegiatan mudah namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Siapa saja bisa menciptakan cerpen, tentang apa saja dan bertujuan apa saja.

Dengan menulis sastra maka bisa menghaluskan jiwa, meningkatkan kepekaan, serta memiliki kepedulian lebih tinggi terhadap sesama. Apalagi dengan berpatok pada tema Panji, maka bisa menumbuhkan karya-karya baru yang memiliki spirit melestarikan akar tradisi.


DASAR PEMIKIRAN

  1. Masyarakat perlu diperkenalkan kembali dengan khasanah lama sehingga bisa mengambil nilai-nilai positif yang dikandungnya.
  2. Memacu masyarakat untuk mengenal jati diri lewat internalisasi karya-karya lama ke dalam bentuk karya baru.
  3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menciptakan cerpen yang berbasis cerita Panji.
  4. Meningkatkan kreativitas dan daya apresiasi masyarakat terhadap sastra lama dan baru.
  5. Diperlukan pembacaan baru dan kontemporer pada khasanah lama, terutama cerita Panji, sehingga sesuai dengan semangat zaman.

MAKSUD DAN TUJUAN
  1. Membangkitkan minat masyarakat dalam dunia kesastraan dan potensi lokal
  2. Menambah wawasan masyarakat terhadapa sastra/cerpen.
  3. Mencetak cerpenis yang berpotensi dan berbakat
  4. Membumikan cerita Panji dengan pendekatan dan perspektif baru
  5. Merangsang daya cipta dan kreativitas masyarakrat dalam menciptakan karya baru berdasarkan khasanah lama.

KELUARAN
  1. Munculnya sikap positif masyarakat terhadap cerpen.
  2. Adanya sikap positif masyarakat terhadap Cerita Panji dan nilai-nilai kearifan lokal.
  3. Munculnya cerpenis berbakat dan potensial dan karya-karya yang brilian

LOKASI
Kantor Dewan Kesenian Jatim dan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang

WAKTU
Batas akhir pengumpulan naskah 3 Juli 2010
Penjurian antara tanggal 4-9 Juli 2010
Pengumuman pemenang pada 10 Juli 2010

KARYA DIKIRIM KE:
Dewan Kesenian Jawa Timur
Jl.Wisata Menanggal
Surabaya
60234
Telp/fax 031- 8555 43 04
e-mail: dk_jatim@yahoo. com.
CC: misterhuri@yahoo. com
Kontak person:
Mashuri,Ketua Komite
Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur
HP 081 331 3331 31

PENYELENGGARA
Dewan Kesenian Jatim bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kabupaten Jombang

PESERTA
Umum

JURI
1.Beni Setia (penulis
dan sastrawan serba bisa, tinggal di Caruban Madiun)
2.R. Giryadi
(aktor, sutradara, cerpenis, pengurus DK-Jatim)
3.Fakhrudin
Nashrullah (cerpenis, penyair dan komite sastra DK-Jombang)

TARGET PESERTA
150 orang

PEMENANG
Dipilih 5 pemenang, dengan perincian 3 pemenang utama, dan 2 pemenang harapan

HADIAH
Total hadial Rp 10.000.000, dengan perincian sebagai berikut:

  • Juara I - mendapat Rp 3.000.000 (Tiga juta rupiah)
  • Juara II - mendapat Rp 2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah)
  • Juara III - mendapat Rp 2.000.000 (dua juta rupiah)
  • Juara Harapan I 1.500.000 (Satu juta lima ratus ribu rupiah)
  • Juara Harapan II 1.000.000 (Satu juta rupiah)

Panjang naskah minimal 5 halaman A4, spasi 1,5, times news roman 12.

Kamis, 17 Juni 2010

Satu Langkah


Hari ini tanggal 17 Juni 2010.....

Satu langkah mulai kujejakkan. Satu langkah baru yang harus segera kumulai untuk menggapai kemandirian dan mimpi-mimpi yang ingin kujelang. Berbagai halangan memang seperti menginjakkan kerikil tajam di telapak kakiku yang telanjang. Tak beralaskan sebuah pegangan. Memang masih meraba, namun kuyakin.... Kesempatan itu tetap ada.

Sejak pagi, aku sudah begitu bersemangat. Semangat bercampur gugup dan sedikit takut. Takut akan salah lagi membayang dalam kabut-kabut perasaan. Untunglah kesegera dapat kutepis agar keraguan tak menyurutkan tekadku.

Untuk yang terakhir kalinya, aku mengantarkan Audi berangkat ke Sekolah. (Yah terakhir kalinya selama aku di Banjarmasin, nanti bakal mengantarkannya lagi begitu Audi sudah kumpul lagi bersamaku)
Jam 09.00 WIB. Semualah telah Siap. Barang-barang sudah terpacking rapi. Tas ransel gunung yang sarat muatan telah terkancing, sebuah tas tangan dan kardus oleh-oleh pun telah siap untuk di jinjing. Sayang kesiapan ini sempat terhalang kembali.

Papa, orang yang paling menentang kepindahanku, berusaha kembali untuk mencegah kepergianku. Kata-kata menyakitkan kembali meluncur dari mulutnya. Kata-kata penuh tekanan yang menyesakkan paru-paru, serasa ingin meledakkan dada hingga berkeping-keping.
Entah sampai kapan, Papa bisa bersikap dewasa pula, bahwa aku bukan lagi boneka barbienya yang bisa digantungin tali lalu digantung disekeliling pinggangnya agar bisa dibawa-bawa kemana-mana. Entah sampai kapan, Papa mengungkapkan rasa sayangnya pada anak-anaknya dengan cara-cara yang menyakitkan seperti itu? Dan membuat anak yang satu dengan anak yang lain saling bersiteru merebut hatinya. (Bagai penjilat kah???)

Aku tak ingin lagi kehidupan yang diatur sedemikian rupa hingga aku tak mampu berdiri di atas kedua kakiku. Aku tak ingin lagi kehidupan yang diberikan dengan berbagai harapan untuk sebuah kebalasan budi, penuntutan kehendak. Bagaimanapun, aku ingin bahagia. Bagaimanapun aku ingin keberhasilan itu, kugenggam dengan kedua tanganku atas kemampuan dan kerja kerasku. Bukan karena sebuah pemberian yang menuntut suatu imbalan yang penuh tekanan.

Karena itu, satu langkah harus kuambil. Satu langkah panjang tanpa gambaran memang. Satu langkah nekat tanpa bekal apapun, hanya sebuah keyakinan diri bahwa aku mampu hidup dengan tangan dan kakiku sendiri.

Dan suatu saat, aku ingin membuktikan. Satu langkah yang kulakukan hari ini. Dengan pengorbanan perasaan yang begitu dalam untuk Audiku. Tidak akan pernah kusia-siakan.
Satu langkah ini akan membawa audi kembali berkumpul denganku di Semarang, dan kehidupan bahagia kami setelah itu tak akan dapat dirusak oleh siapapun lagi....

(c) Semarang, 17 Juni 2010
De, Mama pergi duluan. Jangan nangis yah. Mama akan berusaha secepatnya bisa jemput Dede lagi. Dan kita akan segera berkumpul lagi bersama-sama. Tak akan lagi menjadi parasit dikehidupan siapapun. Tak akan lagi jadi beban siapapun. Doakan mama agar segera dapat kerja ya, De.... Love you!!

Jumat, 11 Juni 2010

Surat Cinta Untuk Kekasihku


















(Gambar di pinjam dari : http://www.brightcreationspoetry.com/loveletter.php)

Dear kekasih hati yang jauh disana,

Entah kenapa aku ingin sekali menulis surat padamu.
Tak tahu pula apa yang sebenarnya masih ingin kuungkapkan padamu.
Tak tahu lagi apa yang harus kuceritakan padamu.

Mungkin karena hatiku begitu resah
Mungkin karena masih bersisa kemarahan
Mungkin pula karena rindu yang masih menyala
Atau mungkin aku ingin sekali berjumpa

Kalau boleh aku bertanya....
Kemanakah kemesraan yang dulu ada
Kemanakah cintamu yang dulu begitu nyata

Kemanakah pedulimu padaku yang katanya sampai menutup mata?

Hilang sudahkah semua itu
Tertiup waktu sudah kah rasa itu
Ataukah begitu banyak kurangku
Begitu banyak alpaku mengertimu

Pertengkaran demi pertengkaran ini begitu melelahkan.
Tak juakah kau merasa lelah?
Pertengkaran itu hanya menyisakan luka
Resah menganga membuat rasa tak berhaluan
Tak inginkah kau , kita sudahi saja pertengkaran itu?
Tak inginkah kau kita bersayang-sayang seperti waktu dulu...

Kau ingin menyudahinya?
Tapi mengapa termasuk di dalamnya menyudahi hubungan kita?
Menyudahi rasa sayang dan cinta begitu saja...
Mematikan rasa sedemikian rupa
Tak ingin lagi saling memberi peduli

Itukah yang sebenar-benarnya kau inginkan...?
Melupakan semua rangkaian impian kita?
Melupakan segala kenangan yang ada?
Membuang sebuah nama ke saluran air tak berwarna?

Ah kekasihku...
Aku tetap ingin menulis surat ini padamu
Entah ini surat cintakah?
Aku sungguh tak tahu..

Hanya satu yang ingin kau tahu
Aku tak ingin kau menjauh dariku
Karena impianku seluruhnya memuat dirimu
Bagaimana bisa kuraih impianku
kalau kau tak ada lagi bersamaku....


Rabu, 09 Juni 2010

Naskah Di Tolak

Hari ini, 9 Juni 2010, akhirnya ada keputusan naskah novel perdanaku mengalami penolakan.
Yah mungkin memang benar jika naskah itu tidak sesuai dengan kriteria buku yang ingin diterbitkan oleh penerbit.

So?

Kembali berjuang. Itu harus kan? Karena "menulis adalah berjuang"
Kubaca kembali naskah itu baik-baik. Pembetulan kembali dilakukan untuk kalimat-kalimat yang janggal. Jalan masih terlalu panjang untuk ditinggalkan. Masa mau jadi penulis baru mengalami satu penolakan sudah mengkerut? Itu yang dikatakan salah seorang teman ketika aku curhat dengan sedihnya...

Nah.... setelah naskah itu kuperbaiki menurut anggapanku sendiri.
Aku mulai searching lagi alamat-alamat penerbit untuk novel jenis roman.
Ku print kembali naskah itu, kujilid rapi dan Kirimmmmmmmmmm!!!

Dan mari menunggu lagi... sambil menyelesaikan novel keduaku yang masih setengah jadi.
Semoga ada hal baik yang akan segera menghampiriku....

Ciayooo ^_^

Selasa, 01 Juni 2010

Menunggu Rindu

Andai dapat kuhentikan waktu
Memunguti debu itu
Satu per satu
Merangkai lagi segala rindu
Yang terus kusimpan di dalam kalbu
berbungkus cinta yang terobek ragu
Berlumur luka yang teriris sembilu

Andai kau tahu
Cintaku kan tetap menjadi milikmu
Walau kau kini menjauh dariku
Walau kau tak lagi menginginkan diriku
Walau stiap kata menjadi menyakiti kalbu
Membuat rasa dingin membeku

Tak bisakah kau luangkan relung hatimu
Menyisihkan sedikit amarah yang mengotori kelambu
Tuk dengarkan sedikit kata dari mulutku
Betapa aku merindukan dirimu
yang dulu sangat menyayangiku
yang dulu berselimut perhatian membiru
yang dulu cintamu berlumur madu

Ah..... kini yang aku tahu
Rasa hatimu telah membeku
Meninggalkanku tercampak dalam rindu
Melukakan hati yang tak pernah jemu
Menunggunya kembali rindu itu
Cinta itu
Mimpi itu
Rasa itu

Karena tanpamu
Aku akan benar-benar membeku
Yang akan terkubur dan membatu...

(c) Cha..... 25 Mei 2010

Rindu Aozora

Rindu Aozora

Ribuan derai air mata
Akhirnya tumpah jua
Tak terbendung rasa
Tak tertahankan sakitnya
Tetes-tetesnya membawa butiran luka
Tiap titiknya.....
Membungkus dahaga
Penuh cinta...
Terluka....

Dalam sepihan cinta
Yang berserakan penuh lara
Mencoba kembali merangkai asa
Menjahit cinta yang tersisa
Menyulam rindu yang semakin membara
Merangkai mimpi yang sempat ke angkasa
Mencoba meraih bintang di aozora
Menggapai-gapai hatimu jauh disana
Berharap cinta untukku masih ada

Namun ternyata.......
Semua kenapa terlihat sia-sia
Kau menjauh dari dekapan cinta

Yang ada...
Cinta yang berbalur luka
Meninggalkan rindu dalam bilur-bilur nestapa
Sakitnya sungguh tak terkira
Ketika kesadaran memenuhi dada
Cinta matiku bermain dalam ruang hampa
Penuh tangisan airmata
Meninggalkan kenangan semata
Mencampakkan mimpi yang tertinggal dalam bayang aozora

Aku akan merindukanmu ..... Hai Aozora
Sampai nanti kelak kumenutup mata.....


(c) Cha....20 mei 2010

Note : Aozora : dalam bahasa Jepang artinya Langit Biru